Kamis, 24 Desember 2009

Samurai Sejati 23: Resolusi Tahun Baru 2010 ala AVATAR

Avatar adalah istilah dalam computer game yang menungkinkan kita memilih “peran” dari pilhan karakter yang ada dalam game tertentu. Dalam film yang diputar menutup tahun 2009 ini, Avatar digunakan sebagai permainan peran manusia dari dunia nyata ke dalam “dunia maya” suku asli Na’vi di pedalaman planet Pandora.

Dalam neuro linguistic programming (NLP), permainan imajinasi peran sebagai permainan/petualangan pikiran ini banyak digunakan. Manfaatnya antara lain adalah untuk menyelami apa yang terjadi dan kita hadapi dalam situasi lingkungan yang akan kita tuju. Misalnya kita ingin membayangkan bagaimana sitausi yang kita hadapi saat kita sukses. Kita disarankan untuk membayangkan dalam pikiran kita, misalnya saat wisuda. Bagaimana suasana ruangan, tepuk tangan hadirin, keceriaan wajah-wajah orang yang kita sayangi saat nama kita dipanggil sebagai sarjana, doktor, atau puncak prestasi lainnya. Ini manfaatnya adalah agar “pikiran bawah sadar” kita selalu mengarahkan segala kata, tindakan, pengambilan keputusan kita kepada kesuksesan yang kita idamkan dan kita visualisasikan dalam pikiran dengan indah itu.

Permainan peran dalam pikiran ala Avatar ini juga digunakan oleh pelatih olah ragawan, agar atlit membayangkan berbagai situasi yang dihadapi saat mereka dalam kepungan lawan, atau saat mereka melakukan lompat indah. Gunanya adalah agar para atlit selalu berlatih bahkan dalam pikiran dan psikologis, bagaimana reaksi saat mengahadapi situasi . Dalam dunia olah raga “latihan peran dalam pikiran” ala Avatar ini terbukti manfaatnya sangat efektif. Bahkan ada penelitian atas para atlit dengan membagi atas tiga kelompok: kelompok pertama tidak melakukan latihan, kelompok kedua melakukan latihan rutin, dan kelompok ketiga melakukan “latihan dalam pikiran” dalam kurun waktu yang sama. Ternyata hasil prestasi kelompok kedua dan ketiga tidak beda jauh. Artinya latihan dalam pikiran ini banyak membantu, sehingga disarankan agar para atlit yang sedang istirahat karena sakit atau dalam proses penyembuhan tetap ”berlatih” dengan membayangkan dalam pikiran, atau menonton video pertandingan.
Pelajaran tanpa sadar lain yang dapat kita peroleh dari film Avatar adalah kearifan hidup suku asli Na’vi yang hidup betul-betul selaras dengan alam lingkungannya. Manusia bisa berkomunikasi dan saling kerja sama dengan binatang bahkan tanaman, asal si manusia mau memahami, mengembangkan empathy dengan mereka. Tidak mendengar kata dan pikiran sendiri, tetapi mencoba menyelami “perasaan, pikiran” atau kebutuhan dan keinginan mereka. Bahkan dialog dengan Tuhan, sehingga bimbingannya selalu hadir saat dibutuhkan, bisa dilakukan kalau manusia berupaya memahami dan mengikuti kehendak-Nya. Ini kearifan komunikasi yang selalu disarankan dalam NLP, yang antara lain disebut sebagai Rapport (penyelarasan atau membangun harmoni) dengan mitra komunikasi.

Persuasi, penawaran suatu proposal, jasa atau barang hanya bias dilakukan kalau antara pihak yang menawarkan dan yang ditawari sudah dicapai keselarasan atau Rapport tersebut. Dalam buku saya, ”Jurus Menang dalam Karier dan Hidup ala Samurai Sejati” (Gramedia, November 2009) ada uraian yang menegaskan bahwa persuasi adalah kegiatan “mendengarkan dan memahami kebutuhan” orang lain. Bukan sebaliknya “mendesak” orang lain memenuhi kebutuhan kita.

Pelajaran ketiga dari Avatar ialah bahwa kekuatan jejaring (network) tali silaturahmi, tali sambung-rasa yang terjalin melalui empathy, keinginan untuk saling memahami, adalah kekuatan social yang tiada tara. Tali komunikasi antar manusia dan mahluk lain (tanaman, binatang) di sekitar, serta dengan Sang Pencipta, yang dipelihara terus, menghasilkan kekuatan yang mampu melawan keangkuhan dan kesombongan yang mengandalkan kedigdayaan modal dan perangkatnya. Baru-baru ini di tanah air kekuatan “jejaring sambung-rasa” ini dibuktikan dengan solidaritas social kepada “cicak sakti Bibit-Chandra” serta dalam kasus “Koin untuk Prita.”

Memanfaatkan tiga pelajaran di atas, mari kita ber-Avatar dan memilih “peran dalam pikiran” dan memainkannya dalam petualangan sesuai dengan cita dan tujuan kita dalam merancang resolusi akhir tahun. Pertama, rumuskan apa visi dan target kita. Kedua, bayangkan diri kita sudah sukses mencapainya (misal: punya rumah baru, mobil baru, dilantik, diwisuda, terbentuknya komunitas social, dst). Bagaimana bentuk nya, warnanya, suaranya, rasanya. Bagaimana situasi lingkungan kita menyambutnya, bayangkan ekspresi wajah orang yang kita cintai, sambutan dan pujian atasan, teman dan selanjutnya. Bebaskan imajinasi untuk menciptakan keriuhan warna-warni suka cita yang kita inginkan.

Ketiga, dalam imajinasi tersebut cobalah perlahan mundur ke belakang, perlahan kepada situasi dan waktu hari ini. Lihat apa-apa saja yang mesti kita capai tahap demi tahap mundur tersebut. Lihatlkah sebagai rangkaian target-target kecil yang bisa kita lakukan untuk mencapai cita-cita dalam imajinasi tersebut. Gunakan kekuatan imajinasi untuk menangkap ide-ide, inspirasi-inspirasi yang dapat digunakan untuk mencari langkah, strategi, taktik dan kreasi untuk meraihnya.

Jangan dilupakan juga untuk menyertakan social network dalam rancangan peta jalan (road-map) menuju sukses kita. Ini karena kita tidak bisa mencapai semuanya sendirian ala Lone Ranger. Potensi kita akan terdongkrat menjadi kekuatan luar biasa hanya dengan upaya kerja sama dengan orang lain, kenalan yang kita punyai. Kenalan akan mengenalkan kita kepada kenalan-kenalan lain, ala Avatar menciptakan sinergi “bersama kita bisa” atau Mestakung (semesta mendukung).

Keempat, kalau dalam berimajinasi ala Avatar tersebut Anda melakukannya dengan menutup mata atau setengahnya, maka perlahan bukalah mata Anda. Kemudian cobalah menuliskan visi, target dan kembngkan rencana tindakan atau langkah-langkah mencapainya target-target kecil tersebuit. Akhirnya, tentukan langkah “kecil dan sederhana” apa untuk bisa memulainya saat ini juga. Langkah kecil saja dulu, misalnya memasang foto apa yang kita idamkan dari majalah atau iklan (mobil, rumah, Ka’bah, anak yang riang, hubungan antar warga yang harmonis) sesuai yang kita citakan.
Itulah proses resolusi akhir tahun, untuk menegaskan dan menfokuskan langkah kita di tahun mendatang, dengan metode ala Avatar. Selamat Tahun Baru!

Risfan Munir, penulis buku ”Jurus Menang dalam Karier dan Hidup ala Samurai Sejati” (Gramedia, November 2009) dan kolumnis tetap pada Anda LuarBiasa.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar