Sabtu, 02 Mei 2009

Samurai Sejati 3 - Serba Bisa (multi knowledge)

Musashi selain mahir ber-samurai juga terampil dalam seni dan kerajinan tangan. Dia mengatakan bahwa semua keterampilan yang dia tekuni dan parktekkan saling berkaitan. Sebagaimana tukang kayu yang punya berbagai macam alat (aneka pisau, gergaji, kampak, palu, amplas dan lainnya), dia berpendapat bahwa penting untuk menguasai cara penggunaan semua perangkat itu.
Walaupun seringkali manfaatkan tidak segera dialami. Namun kenyataannya, identitas Musashi tetaplah seorang samurai. Dia bisa melakukan pekerjaan seni tanpa harus jadi seniman, terampil dengan kerajinan kayu tanpa menjadi tukang kayu. Identitasnya dirinya tetap sebagai samurai.Pelajaran yang bisa ditarik untuk masa kini adalah pentingnya penguasaan berbagai keterampilan, penggunaan alat, perangkat lunak, termasuk juga perangkat-perangkat manajemen.Ssederhananya, sulit dibayangkan pada masa kini seorang bekerja di kantor tanpa menguasai software (minimal Words, Excel, Powerpoint, mengirim e-mail), tanpa bisa nyetir mobil, tidak bisa mengirim fax, menggunakan mesin fotocopy.
Meningkat lagi adalah keterampilan menggunakan perangkat “manajemen” seperti teknik problem solving, decision making, statistik sederhana. Termasuk perangkat teknik komunikasi dan persuasi, melakukan lobi, manajemen waktu, manajemen rapat, manajemen staf yang efektif. Maupun perangkat komunikasi tulisan seperti menulis laporan dan naskah presentasi yang efektif. Seorang insinyur tetap insinyur, sutradara atau produser tetap pada profesinya, namun aneka “keterampilan hidup” (life-skill) pelengkap tetap harus dikuasai. Kalau kita amati, umumnya seorang sarjana hanya menggunakan “ilmu sekolah”nya secara murni maksimum lima tahun, setelah itu keterampilan hidup itulah yang memungkinnya mendaki tangga karier. Oleh karenanya tiap orang memerlukan keterampilan belajar (learning skill) sepanjang hidup, atau menjadi manusia pembelajar. Mungkin tak harus jadi Mac Giver, paling tidak selalu berbekal pisau-lipat Victorinox. (Risfan Munir, Jakarta, 2009))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar