Ketajaman mengobservasi adalah salah satu rahasia kekuatan Musashi. Mengamati semua hal, tanpa terkecoh oleh pesona, godaan ataupun provokasi dari yang diamatinya. Kuncinya, dia katakan, adalah "persepsi".Kita harus bisa malihat situasi apa adanya. Seringkali "hasrat" dan "ketakutan" kita yang mendominasi pikiran, sehingga kita tak bisa melihat sesuatu apa adanya.
Dari pesan sang Samurai saya berkaca, betapa seringnya saya membaca, mendengar, mengamati banyak hal dengan "frame" saya sendiri. Lalu dengan cepat prejudice, menghakimi. Akibatnya tidak banyak belajar dari orang lain. Dan, sering salah menilai dan mengambil keputusan.Sebagai fasilitator, trainer, metode partisipatif juga menghendaki kita untuk tidak "datang membawa jawaban", tapi betul-betul terbuka terhadap aspirasi audiens.Para manajer masa kini juga diajar untuk lebih banyak mendengar sebelum bicara. Kata Covey,"first seek to understand, then to be understood." Jernihkan persepsi, memahami dulu aspirasi audiens, baru minta dimengerti. (Risfan Munir)
SOAR Merespons Banjir Jabotabek
4 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar