"Pikiran yang tidak dimana-mana. Justru ada dimana-mana," begitu pesan Musashi.
Ini soal penggunaan "pikiran" saat berkelahi menghadapi banyak lawan. Ini merupakan penjelasan Musashi saat ditanya, "Apa rahasia mengalahkan musuh yang berjumlah banyak?"
Kalimat tersebut bisa mengundang debat. Bukankah untuk bisa mengatasi sesuatu dengan baik seharusnya berkonsentrasi?Dalam ilustrasi Musashi, saat menghadapi 10, dia harus bergerak cepat, berfikir cepat. Kalau dia berhenti, atau terpaku pada satu serangan musuh, maka ada 9 serangan mematikan yang tak dia perhatikan. Kena dia.Karena itu, pikiran harus gerak terus, begitu badan dan pedang, tanpa terpaku pada salah satu serangan lawan. Pikiran dan badan bergerak terus, sambil dengan cepat mengamati dan mengantisi serangan lawan dan peluang menyerang. Tanpa terpaku pada salah satunya. "Menempatkan pikiran di satu tempat disebut jatuh ke dalam keberpihakan. ... Upaya untuk tidak menghentikan pikiran hanya di satu tempat - itulah yang disebut disiplin."
Secara praktis, ini bisa dianggap pesan kepada Fasilitator loka karya agar betul-betul murni sebagai fasilitator, tanpa terpaku, bias pada pendapatnya sendiri.Tapi di sisi lain bisa diartikan sebagai pesan saat kita dituntut bekerja "multi-tasking" (banyak fungsi sekaligus) ya jadi manajer ya spesialist, ya berkarier ya ngurus organisasi, juga sebagai orang tua.Juga bisa diperluas sebagai metode berfikir, agar tidak terjebak satu skenario, begitu meleset langsung collaps. Seperti caleg gagal.Pada saat ini prediksi ekonomi, politik sepertinya sangat sulit dilakukan, atau dipercaya penuh. Karena pesat dan banyaknya perubahan faktor eksternal di luar kemampuan manusia n komputernya.Seorang teman saya yang mereview buku "Black Swan" (Hartono) bercerita bahwa di buku itu banyak dikisahkan apa yang tak terpikirkan, dulu dianggap mustahil ternyata terjadi. Seperti munculnya angsa hitam.
Dalam situasi seperti ini terpaku pada satu pikiran, satu lawan, satu peluang akan menghadapi masalah besar.(Risfan Munir, Deli Serdang, April 2009)
SOAR Merespons Banjir Jabotabek
4 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar