Dalam dunia penuh persaingan saat ini, inovasi untuk menciptakan atau negerjakan lebih baik, lebih cepat takterhindarkan.
Kabar baiknya ternyata inovasi tidk harus lahir dari para jenius atau perusahaan besar. Lahirnya Facebook, Yahoo, Google justru dari anak muda, mahasiswa yang belum tamat kuliahnya.
Musashi pertama kali dikenal sebagai pendekar samurai di usia 13 tahun. Itu diperoleh sebagai hasil self-learning dan selft-motivation. Dia belajar teknik samurai tanpa guru, di selalu bisa memotivasi dirinya untuk terus belajar dan memperbaiki permainan pedangnya, karena sadar tanpa itu dia akan "kalah atau mati".
Kehebatan permainan pedang Musashi yang unik, sulit diduga lawan, terbentuk dari mental, fisik, kecerdasan dan spirit disipin diri yang tak terkalahkan pula. Ini bisa dibandingkan dengan Rudy Hartono, yang pada masanya bisa jadi juara bulu tangkis All England, padahal tidak masuk TC nasional. Dia belajar sendiri dengan disiplin.
Keunggulan perusahaan Jepang kebanyakan juga tercipta dari inovasi-inovasi yang diciptakan oleh karyawan biasa. Mereka diberi peluang untuk mengusulkan "perbaikan" produk atau cara memproduksi yang lebih efisien dan lebih baik. Matsushita Electric pernah naik pamornya karena berhasil menciptakan mesin pembuat roti otimatis yang dinamakan "home bakery". Itu dikembangkan dari ide ibu Tanaka, seorang pekerja biasa.
Semangat "menjadi terbaik" menjadi prinsip organisasi Jepang. Maka tak heran jika teknologi Jepang senantiasa berkembang pesat, sulit ditandingi bangsa lain. Melalui self- motivation, self-learning, disiplin tinggi dan penghargaan pada "ide perbaikan" walaupun dari pegawai biasa - telah merubah citra Jepang dari julukan "maneshita" (peniru) menjadi pemenang. (Risfan Munir, Sheraton Surabaya, Mei 09)
SOAR Merespons Banjir Jabotabek
4 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar