Salah satu prinsip training samurai Musashi ialah konsep "hari ini harus lebih baik dari kemarin." Dan, tantangan ini dibiasakan jadi niat setiap pagi.
Prinsip tersebut dalam bahasa manajemen mutu ala Jepang disebut KAIZEN, artinya "continuous improvement."
Berbeda dengan konsep ahli ekonomi politik JA Schumpeter yang mengenalkan "constructive destruction", atau membongkar untuk membangun (secara kreatif), pendekatan ala samurai Musashi justru menekankan perbaikan terus-menerus secara berkelanjutan.
Memperbaiki diri (permainan pedang) dilakukan dalam kehidupan Musashi sepanjang hidupnya, tanpa mengingat usia. Menjadi pembelajar seumur hidup, begitu istilah sekarang. Dan, ini membudaya di masyarakat Jepang. Di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat.
Kaizen atau hari ini lebih baik dari kemarin, besok lebih baik dari hari ini. Berarti ada upaya pembaruan terus menerus. Pembaruan meliputi pengembangan ide, kreativitas, produk lebih baik, termasuk cara hidup baru.
Masih ingat kita, radio atau tape recorder yang mesti dipanggul itu oleh Sony dirubah jadi walkman. Jam 'per' yang mesti diputar tiap hari diganti tenaga baterei seimut kancing. Semuanya itu membuat negara miskin sumber daya alam itu jadi unggul.
Mereka juga percaya "ide dua orang, lebih baik dari seorang", karena itu brain storming kaizen dipraktikkan. Setiap anggota tim, karyawan, diberi kesempatan urun rembug tentang "perbaikan, pembaruan" proses, desain, sekecil apapun ide mereka. Terbukti hasilnya mentakjubkan, betul-betul mengalahkan penemu awalnya. Ini terjadi pada bidang otomotif, elektronik, optik, dan sebagainya.
Sekali lagi, prinsipnya hanya disiplin melaksanakan KAIZEN, hari ini lebih baik dari kemarin. Maukah kita? (Risfan Munir, Tunjungan Plaza)
SOAR Merespons Banjir Jabotabek
4 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar